Ujian-ujian yang Ditinggalkan

Iyus Jatikusumah
2 min readMay 14, 2024

--

Kuliah, selalu punya sisi kelam yang cuma dirasakan oleh memori. Tak segan, memori itu kutuangkan di sini.

Satu masa aku harus mengejar dosen di tengah hujan deras hanya untuk mendapat pengakuan sebuah nilai yang diparaf pada secarik kertas.

Di masa lain, aku membuat dosen geram karena lagi-lagi aku menghadap hanya untuk meminta permohonan nilai, sebab aku kerap meninggalkan ujian mata kuliahnya.

Berikut beberapa kisahnya.

Semester 3 UAS Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam:

Di hari Ujian, aku tak tega melihat kekasihku kala itu. Sebab, di hari yang sama, dia harus menjalani operasi telapak kaki.

Meski ia rela jika harus aku tinggalkan, akan tetapi, rasa khawatir tidak lantas membuatku memilih Ujian daripada menemaninya.

Hingga akhirnya, aku sengaja tak ikut Ujian. Kepadanya kuberucap,

“Ah, lagian bisa ikut susulan kok. Nyantai aja.”

Setelah lulus aku jadi merenung, apakah sempitnya rezeki selama ini adalah akibat dari kelalaian mengikuti Ujian mata kuliah keagamaan? Semoga Allah swt. mengampuni. 🤲🏼

Semester 4 UTS Mata Kuliah Teori dan Praktik Keterampilan Menulis:

Siang itu, kondisi lelah tak teratasi membuatku terkulai lemah.

Sepulang kegiatan Rakernas Ikatan Mahasiswa Bahasa Indonesia Se-Indonesia di UNESA Surabaya, keesokan harinya aku jatuh sakit dan terpaksa meninggalkan Ujian.

Sang dosen menganggap aku lebih mementingkan organisasi dan mengabaikan akademik. Mungkin itulah sebab aku dapat nilai akhir C.

Semester 5 UAS Mata Kuliah Menulis Kritik dan Esai:

Sebetulnya, mata kuliah ini terbilang favorit. Akan tetapi, kewajiban mengemban tugas sebagai Ketua Himpunan Mahasiswa menjadi faktor inti meninggalkan Ujian.

Aku disibukkan dengan persiapan berbagai kegiatan organisasi.

Meskipun ujian tersebut sengaja kutinggalkan, hasilnya, aku memperoleh nilai “A” dan tidak seburuk mata kuliah sebelum ini.

Rahasianya adalah ketika ditugaskan membuat karya esai, aku sajikan dengan format unik. Lain dengan peserta ujian biasa yang menjawab soal di lembar jawaban.

Tulisan esaiku didesain dengan menggunakan kertas tebal berkover menyerupai proposal kreatif. Dikemas dengan laminasi dan jilid bergerigi. Satu usaha yang membuahkan hasil.

Serta masih banyak lagi Ujian-ujian yang ditinggalkan lainnya namun belum bisa kupaparkan di sini.

Dari sekian dosen pengampu mata kuliah di atas, terdapat satu dosen penyelamat yang aku sangat berutang budi.

Tiba satu ketika, waktu menunjukkan pukul 11.35 WIB, H-1 penutupan pendaftaran Sidang Skripsi, aku dihubungi dosen tersebut karena terkejut melihat calon peserta Sidang tak berisi nama Iyus Jatikusumah.

Sontak aku bergegas (meski belum mandi) untuk mempersiapkan persyaratan Sidang dalam waktu kurang dari satu jam.

Aku menyesal mengapa Ujian-ujian yang ditinggalkan tak seperti mempersiapkan syarat Sidang: sigap, cekatan, dan tidak menganggap remeh.

Semoga ada pelajaran.

--

--

Iyus Jatikusumah
Iyus Jatikusumah

Written by Iyus Jatikusumah

30 th | Bandung | Instagram: @iyusjatikusumah | Fiksi, Puisi, dan Opini

No responses yet